Kamis, 28 Juni 2012

"Tinta Emas" P-DAS-T di NTT


Belakangan ini sejarah baru dalam pengelolaan DAS di Indonesia telah mencatat hadirnya PP 37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan DAS yang merupakan “payung” dari seluruh rencana pengelolaan DAS di Indonesia. Meski demikian, apabila dilihat secara lebih gamblang maka Provinsi NTT yang seringkali disindir dengan Provinsi “sumber aer su dekat” pada faktanya justru telah melakukan rencana pengelolaan DAS Terpadu yang berbasis kerjasama antar daerah (KAD) sejak Tahun 2010 yang lalu untuk DAS Benain dan 2011 untuk DAS Noelmina yang mendahului terbitnya PP 37 Tahun 2012 ini. Ketika dilihat lebih dalam lagi, maka sebenarnya pada Provinsi “sumber aer su dekat” inilah yang pertama kali diwujudkan Pengelolaan DAS Terpadu di Indonesia! Bahkan lebih jauh dari itu legal formal pengelolaan DAS Terpadu di Indonesia yang diejewantahkan dalam aturan perundang-undangan yang pertama kali di Indonesia juga terjadi di provinsi ini melalui Peraturan Daerah (Perda) Prov. NTT No. 5 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan DAS Terpadu yang kemudian menjadi rujukan Perda sejenis pada daerah-daerah lain.
Hal ini secara mudah disimpulkan bahwa ketika di tempat lain rencana P-DAS-T hanya berhenti pada tataran wacana, maka tidak untuk Provinsi NTT. Bahkan secara terang benderang Provinsi NTT beberapa waktu yang lalu diberikan penghargaan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia di Jakarta sebagai Provinsi dengan rencana P-DAS-T terbaik di Indonesia. Amat mudah menemukan jawaban mengapa NTT yang terpilih sebagai “the champion”. Mengkaitkan sukesnya pekerjaan P-DAS-T di NTT dengan menggunakan analogi sepak-bola dan euphoria Piala Eropa dewasa ini, maka sesungguhnya para stakeholder’s DAS NTT untuk mewujudkan P-DAS-T menggunakan prinsip tim semifinalis Piala Eropa, yaitu Jerman, Spanyol, Italia, dan Portugal. Prinsip tersebut yaitu bekerja ibarat  “tiki-taka” khas Tim Spanyol dengan saling bekerjasama “dari kaki ke kaki”, individu-individu dalam stakeholder's tersebut "bermain cantik" ala Portugal, plus dengan “serangan akhir mematikan nan efektif” khas Tim Jerman yang terwujud pada “goal yang tercetak” dalam rupa dokumen R-PDAS-T ini, serta ketika dihadangi oleh sejumlah kesulitan dalam perjalanan, maka para stakeholder's mampu keluar dari kesulitan tersebut sehingga terwujudlah P-DAS-T di NTT ini seperti Tim Italia.
Pertanyaannya adalah kemudian para stakeholder DAS di NTT telah puas dengan sejumlah pencapaian nan menganggumkan ini ? Tidak! Pada khuluknya manusia adalah mahluk yang tidak pernah puas, maka begitupula yang terjadi di NTT. Prestasi-prestasi ini justru hanyalah entry point bagi sejumlah pekerjaan rumah yang menanti didepan. Oleh karena pada intinya tujuan dari P-DAS-T adalah menjamin sustainabiltas ekosistem DAS yang berujung pada kesejahteraan umat manusia yang sehari-hari menggantungkan nasib pada DAS, umat manusia yang sehari-hari tanpa sadar menggunakan DAS sebagai tempat hidup mereka. 

Inilah yang kemudian coba diwujudkan secara runut dengan rapat koordinasi Pengelolaan DAS Terpadu DAS Benain dan Noelmina serta Launching rencana P-DAS-T DAS Kambaneru yang berlokasi di Kabupaten Sumba Timur pada tahun ini. Para stakeholder’s DAS akan berkumpul di Kota Kupang pada Tanggal 3 Juli 2012, bertempat pada Aula El Tari yang merupakan “rumah rakyat” NTT untuk berbincang, membahas serta menyaksikan tinta sejarah emas akan mulai dituliskan (lagi) untuk rencana pengelolaan DAS Terpadu ketiga di NTT setelah DAS Benain dan DAS Noelmina. Tidak main-main, apabila tidak berhalangan, maka launching P-DAS-T DAS Kambaneru ini akan dihadiri langsung oleh Direktur PEPDAS Kementrian Kehutanan  serta Wakil Gubernur NTT beserta Bupati Belu, Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Bupati Kupang dan Bupati Sumba Timur yang tidak hanya bertugas membuka seremoni, pukul gong 3 kali, tepuk tangan, memberikan sambutan (seringkali dikatakan “sepatah dua patah kata”, tetapi kenyataannya sambutan tersebut menyamai isi satu buku) dan seterusnya. Tetapi para pengambil keputusan penting yang memiliki “hak veto” ini turut menyumbang pikiran dan bekerja dengan para tim kerja yang terangkum dalam Forum DAS NTT. Akhrul kalam, selamat bekerja, selamat mewujudkan rencana P-DAS-T yang semakin bernas yang akan mewujudkan aforisme P-DAS-T yang terkenal , yaitu One river, one planning, one integrated management.

Tulisan oleh : Norman P.L.B Riwu Kaho, SP, M.Sc
(Dosen Undana; Koordinator Pengelolaan Data dan Informasi pada ForDAS NTT)